Minggu, 29 Desember 2013

cnidaria

KAJIAN PUSTAKA 1. Cnidaria A) Pengertian Dari sudut etimologi, kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "jarum penyengat". Filum yang terdiri atas sekitar 9.000 spesies hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Cnidaria juga disebut Coelenterata karena mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuh. Coelenterata berasal dari kata coilos (berongga) dan enteron (usus). Jadi, semua hewan yang termasuk filum ini mempunyai rongga usus (gastrovaskuler) yang berfungsi untuk pencernaan. Coelentarata merupakan golongan hewan diploblastik, karena tubuhnya secara essensial hanya tersusun atas dua lapisan sel, yaitu ektodermis (epidermis) dan gastrodermis (endodermis). Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan non seluler disebut mesoglea, dan pada lapisan ini tersebar sel-sel saraf. Pada lapisan ektodermis terdapat sel knidoblast. Di dalam knidoblast terdapat nematokist (paling banyak pada tentakel) yaitu alat yang berfungsi untuk melumpuhkan dan mempertahankan diri dari musuhnya, disebut juga alat penyengat. Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: medusa yang berenang dan polip yang sesil, keduanya simetris radial dengan mulut dikelilingi oleh tentakel berknidosit. 1. Fase Polip Daur hidup Cnidaria mengalami fase polip dan fase medusa. Pada fase polip hidupnya menempel di batuan perairan. Terlihat pada Gambar 2(a) bentuknya seperti silinder dengan ujung yang satu terdapat mulut yang dikelilingi tentakel dan ujung lain buntu untuk melekatkan diri. Polip ini umumnya hidup secara soliter atau menyendiri, tetapi ada pula yang membentuk koloni, karena dia melekat jadi tidak dapat bergerak bebas. Polip yang membentuk koloni mempunyai beberapa macam bentuk menurut fungsinya, yaitu polip untuk makan yang disebut gastozoid. Polip yang digunakan untuk pembiakan dengan menghasilkan medusa disebut gonozoid dan polip untuk pertahanan. Koloni dari beberapa bentuk polip disebut polimorfisme. 2. Fase Medusa Pada fase medusa, Cnidaria hidup melayang-layang di perairan. Bentuk tubuhnya tampak seperti payung/lonceng dengan tantakel pada bagian tepi yang melingkar, tampak transparan, dan berenang bebas. Di bagian tengah permukaan bawahnya terdapat mulut. Bentuk tubuh lainnya seperti bunga mawar dan mendapat julukan “mawar laut”. Fungsi dari medusa adalah untuk berkembang biak secara seksual, jadi pada fase medusa ini akan menghasilkan sperma dan ovum. Tidak semua Cnidaria mempunyai bentuk polip dan medusa, ada yang hanya mempunyai bentuk polip saja. Gambar 2: (a) Bentuk polip (b) Medusa B) Ciri – Ciri Ciri-ciri umum dari hewan ini adalah: 1. Bentuk tubuh biasanya simetri radial. 2. Tubuh bersel banyak dan bentuknya simetris radial. 3. Tidak memiliki kepala, pangkal tubuh berbentuk cakram, lubang mulut dikelilingi tentakel. 4. Coelenterata belum memiliki alat peredaran darah, pernafasan dan ekskresi 5. Sifat jenisnya hermaprodit. 6. Bentuk Tubuh Coelentarat. 7. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus. 8. Tubuh tidak bersegmen, diploblastik. 9. Rongga tubuh berfungsi sebagai alat pernafasan. 10. Rangka disusun oleh zat kapur atau zat tanduk. 11. Habitat umumnya dilaut, tetapi ada juga yang di air tawar. 12. Hampir semua coelenterata hidup di laut, tetapi beberapa diantaranya hidup di air tawar. Ada beberapa hidup bebas, tetapi beberapa terikat pada suatu obyek. 13. Mempunyai 2 bentuk stadium / fase hidup yaitu polip dan medusa. C) Habitat Habitat dari cnidaria kebanyakan adalah di laut hampir seluruhnya hidup di laut hanya sekitar 14 spesies yang hidup di air tawar. Biasanya hidup di perairan dangkal, dan melekat pada substrat ataupun berenang bebas. D) Klasifikasi Para ahli taksonomi membagi Cnidaria menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Bagaimana ciri-ciri dari ketiga kelas tersebut? Gambar 3: Beberapa hewan Cnidaria 1. Hydrozoa Kebanyakan hidup di laut dan berkoloni (berkelompok), kadang-kadang hidup soliter (terpisah), dan ada yang hidup di air tawar. Siklus hidup meliputi 2 bentuk, yaitu polip dan medusa. Rongga gastrovaskuler tidak dilengkapi dengan stomedium. Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip, sedangkan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis membentuk medusa. Contoh Hydra sp., Physalia pelagica, dan Obellia. a. Hydra Berdasarkan pengamatan dapat kita lihat bentuk Hydra seperti kantung, berongga, dan tidak bersekat. Hidupnya secara soliter di air tawar. Makanannya berupa hewan-hewan kecil misalnya jentik nyamuk, udang, kerang. Hydra bereproduksi secara aseksual dan seksual. Agar lebih jelas, lihatlah Gambar 4! Gambar 4: Hydra dengan alat perkembangbiakannya b. Obelia Obelia merupakan jenis Cnidaria yang hidup di air laut dan hidup secara berkoloni. Tubuhnya mempunyai rangka luar yang mengandung kitin. Hidupnya sebagai koloni polip, yaitu polip hidrant yang berfungsi untuk makan dan polip gonangium yang berfungsi membentuk medusa dan dapat menghasilkan alat reproduksi. Agar lebih jelas, amati daur hidupnya pada Gambar 5! Gambar 5: Daur hidup Obelia c. Physalia Physalia mempunyai bagian tubuh sebagai pelampung, hidupnya sebagai koloni polip yaitu ada polip untuk makan (gastrozoid), polip untuk reproduksi (gonazoid) dan polip untuk menangkap mangsa (daktilozid). Gambar 6: Siklus hidup ubur-ubur 2. Schyphozoa Scypozoa dikenal sebagai true medusa atau Jellyfish. Fase polip mereduksi, sedangkan fase medusa dominan dan berukuarn besar, terapaung atau melekat pada suatu objek. Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Umbrella pada tepinya ada incisura dan umumnya bagian tepi terbagi menjadi 8 lobi. Pada tiap incisura ada alat indera yang disebut tentaculosyt atau rhopalia. Contoh hewan kelas ini adalah Aurellia aurita, berupa medusa berukuran garis tengah 7 – 10 mm, dengan pinggiran berlekuk-lekuk 8 buah. Hewan ini banyak terdapat di sepanjang pantai. Seperti Obelia, Aurellia juga mengalami pergiliran keturunan seksual dan aseksual. Aurellia memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina. Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel, silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut skifistoma. Skifistoma kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga Aurellia tampak seperti tumpukan piring dan disebut strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi medusa muda disebut Efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa. 3. Anthozoa Anthozoa berasal darikata Anthos = bunga, zoon = binatang. Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga. Hidup di laut, soliter atau berkoloni. Anggota kelas ini merupakan polip yang menetap dengan melekatkan diri pada substrat yang terdapat di dasar laut. Fase medusanya mereduksi. Bila dibandingkan, polip Anthozoa berbeda dengan polip pada Hydrozoa. Kelas Anthozoa meliputi Mawar Laut (Anemon Laut) dan Koral (Karang). Contoh: Fungia sp. (kerang cendawan), Favites sp., Acropora sp., Tubipora musica, Galaxea sp., Atipathes sp. (akar bahar), Gorgonia sp. Gambar 7: Anthozoa E) Sistem Reproduksi 1. Aseksual (vegetatif) Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni. 2. Seksual (generatif) Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan. F) Sistem Respirasi dan Ekskresi • Tidak ada anggota dari filum Cnidaria memiliki organ pernapasan seperti paru-paru atau insang. Sebenarnya, Cnidaria tidak membutuhkan sistem pernapasan. • Hal ini karena, setiap sel tubuh mereka selalu langsung bersentuhan dengan air tawar yang mengalir. Jadi, setiap saat, oksigen segar dan karbon dioksida basi dapat dengan mudah menyebar ke dalam dan dari tubuh organisme itu. • Demikian pula, Cnidaria tidak perlu sistem ekskretoris baik. Setiap jenis limbah atau bahan basi dieliminasi dari tubuh mereka melalui kulit dengan difusi. • Respirasi dan pertukaran gas dalam Cnidaria berlangsung selama seluruh permukaan tubuh mereka. Lapisan epitel pada organisme menyerap oksigen dan melepaskan karbon dioksida ke-air sekitarnya. Pertukaran ini terjadi baik melalui rongga gastrovascular atau difusi melalui kulit tersebut. Difusi adalah proses di mana ada gerakan dari suatu zat dari daerah konsentrasi tinggi bahwa zat ke daerah konsentrasi rendah, sampai keadaan kesetimbangan dicapai. G) Sistem Saraf Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur – ubur dan anemon laut pada mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel - sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel lainnya lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah merupakan sistem sinaps tapi tidak mempunyai ciri – ciri sinaps. H) Cara Mendapatkan Makan Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-pertikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endoderma menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus. I) Peranan dan Manfaat Cnidaria Banyak sekali manfaat Cnidaria ini dalam kehidupan. Ubur-ubur sering dimanfaatkan oleh orang Jepang untuk bahan makanan dan sebagai bahan kosmetik. Beberapa jenis hewan Anthozoa dapat membentuk karang yang bentuknya bervariasi dan sangat indah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai objek yang berkaitan dengan pariwisata. Ada juga jenis Anthozoa yang membentuk rangka dari zat tanduk yang sering dikenal sebagai akar bahar (Euplexaura antipathes) yang kerangkanya dapat digunakan sebagai gelang. Kita seharusnya bersyukur sebab di negara kita Indonesia, banyak sekali keindahan alam yang dapat dijadikan objek wisata sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian penduduk di sekitar tempat wisata itu. Selain itu, bangsa kita menjadi lebih terkenal, misalnya dengan adanya Taman Laut Bunaken di Menado, Pasir Putih di Jawa Timur, dan Taman Laut di Bali.
http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria http://saifulfuadi.wordpress.com/2012/04/24/cnidaria/ http://mftepundu.blogspot.com/2011/02/filum-cnidaria-dan-ctenophora.html http://intanviona.wordpress.com/2011/10/26/bab-8-hewan-porifera-ctenophora-cnidaria/ http://blog.uad.ac.id/ditades/category/coelenterata-cnidaria/ http://www.biologi-sel.com/2013/06/karakteristik-cnidaria.html http://sukasukadolilubis.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar