Minggu, 29 Desember 2013

bivalvia

3. Bivalvia A) Pengertian Bivalvia adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua kerang - kerangan: memiliki sepasang cangkang (nama “bivalvia” berarti duacangkang). Nama lainnya adalah Lamellibranchia, Pelecypoda, atau bivalva. Ke dalam kelompok ini termasuk berbagai kerang, kupang, remis, kijing, lokan, simping, tiram, serta kima, meskipun variasi di dalam bivalvia sebenarnya sangat luas. Bivalvia mempunyai dua keping atau belahan yaitu belahan sebelahkanan dan kiri yang disatukan oleh suatu engsel bersifat elastis disebut ligamen dan mempunyai satu atau dua otot adductor dalam cangkangnya yang berfungsi untuk membuka dan menutup kedua belahan cangkang tersebut. Untuk membedakan belahan kanan dan balahan kiri cangkang terkadang mengalami kesulitan, hal ini biasa terjadi pada bivalvia yang hidup menempel pada benda keras misalnya pada karang, karena pertumbuhan bivalvia ini mengikuti bentuk dari permukaan karang tersebut sehingga bentuknya tidak wajar. Bivalvia tidak memiliki kepala, mata serta radula di dalam tubuhnya, tubuh bivalvia hanya terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu kaki, mantel,dan organ dalam. Kaki dapat ditonjolkan antara dua cangkang tertutup, bergerak memanjang dan memendek berfungsi untuk bergerak dan merayap. B) Ciri – Ciri C) Habitat Menurut Kastoro (1988) ditinjau dari cara hidupnya, jenis-jenis bivalvia mempunyai habitat yang berlainan walaupun mereka termasuk dalam satu suku dan hidup dalam satu ekosistem. Bivalvia pada umumnya hidup membenamkan dirinya dalam pasir atau pasir berlumpur dan beberapa jenis diantaranya ada yang menempel pada benda-benda keras dengan semacam serabut yang dinamakan byssal threads. Demikian pula Nontji(1987), bivalvia hidup menetap di dasar laut dengan cara membenamkan diridi dalam pasir atau lumpur bahkan pada karang-karang batu. Akan tetapi pada beberapa spesies bivalvia seperti Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegahkehilangan air (Nybakken, 1992). Menurut Odum (1988), dalam Samingan dan Srigondo (1993) bahwa binatang infauna seringkali memberikan reaksi yang mencolok terhadap ukuran butir atau tekstur dasar laut, sehingga habitat Molusca dari berbagail ereng pasir lumpur akan berbeda. Menurut Kastoro (1988) ditinjau dari cara hidupnya, jenis-jenis pelecypoda mempunyai habitat yang berlainanwalaupun mereka termasuk dalam satu suku dan hidup dalam satu ekosistem. Nontji (1993), menyatakan bahwa “pelecypoda hidup menetap didasar laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur adapula yang menempel di pohon bahkan pada karang-karang batu”. Pada beberapa spesies pelecypoda seperti Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegah kehilangan air (Nybakken, 1992). D) Klasifikasi Kelas Bivalvia termasuk salah satu kelas dari phylum Molusca yangmemiliki empat ordo yaitu Protobranchia, Taxodonata, Dysodonta dan Pseudolamellibranchia. Kebanyakan hidup di laut terutama di daerah littoral, beberapa di daerah pasang surut dan air tawar. Beberapa jenis laut hidup sampai kedalaman 5000 m (Swit, 1993). Suwignyo (1998) membagi Bivalvia dalam 3 sub kelas diantaranya : 1. Sub kelas Protobranchia Umumnya primitif; filamen insang pendek dan tidak melipat; permukaan kaki datar dan menghadap ke ventral; otot aduktor 2 buah. Contoh : Yoldia dan Nucula. Yoldia 2. Sub kelas Lamellibranchia Filamen insang memanjang dan melipat, seperti huruf W; antara filament dihubungkan oleh cilia (filabranchia) atau jaringan (eulamellibranchia). Contoh : Mytillus dan Pinctada. Mytillus 3. Sub kelas Septibranchia. Insang termodifikasi menjadi sekat antara rongga inhalant rongga suprabranchia, yang berfungsi seperti pompa. Umumnya hidup di lautdalam seperti : Cuspidularia dan Poromya. E) Sistem Reproduksi Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenisada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadikista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam. F) Sistem Pencernaan Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, ususdan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom dll. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus. G) Sistem Sirkulasi Sistem sirkulasi terdiri atas jantung, aorta anterior dan aorta dorsal. Jantung terletak di bagian dorsal di dalam perikard dan terdiri atas dua aurikel dan ventrikel. Dari ventrikel muncul dua aorta, yakni aorta anterior yang memasok darah ke kaki, lambung dan mantel; serta aorta posterior yang memasok darah ke rectum dan mantel. H) Sistem Ekskresi Sistem ekskresi berua ginjal yang terletak di bawah perikard. Ginjal berfungsi membuang limbah dari darah dan dari cairan perikard. I) Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas tiga ppasang ganglion, yakni ganglion cerebral di sisi esophagus, ganglion pedal pada kaki dan ganglion visceral di bawah otot adductor posterior. Masing-masing pasangan ganglion dihubungkan oleh saraf penghubung. Pada setiap ganglion dilepaskan saraf ke organ dan juga terdapat kommisur serebropedal dan serebroviceral. J) Cara Mendapatkan Makanan Makanan berupa organisme atau zat-zat terlarut yang berada dalam air. Makanan diperoleh melalui tabung sifon dengan cara memasukkan air ke dalam sifon dan menyaring zat-zat terlarut. Air dikeluarkan kembali melalui saluran lainnya. Makin dalam kerang membenamkan diri makin panjang tabung sifonnya. K) Peranan Selama ini orang mengenal kerang air tawar ( Anodonta woodiana ) atau kijing taiwan sebagai makanan dan bahan baku kerajinan. Sebagai makanan, kerang merupakan sumber protein. Namun seperti yang sudah banyak dibahas di media massa, manusia perlu berhati-hati sebelum menyantap kerang. Kerang air tawar baru layak santap bila kondisi lingkungan ia tinggal relatif bersih dari pencemaran. Bila lingkungan perairan di mana ia tinggal tercemar, bisa-bisa bukan protein yang didapat melainkan racun yang bisa mematikan. Akumulasi logam berat pada tubuh manusia akan menimbulkan berbagai dampak yang membahayakan kesehatan. Di antaranya adalah kerapuhan tulang, rusaknya kelenjar reproduksi, kanker, kerusakan otak, dan keracunan akut pada sistem saraf pusat. Perairan yang tercemar logam berat tidak saja terjadi di Surabaya. Muara sungai ( daerah estuari ) besar di Jawa Tengah sarat dengan logam berat, seperti kromium, kadmium, timbal, mangan, seng, besi, dan fenol. Nilai ekologis kerang justru karena sering menyerap logam berat di perairan, kerang sebenarnya memiliki nilai ekologis yang luar biasa. Kerang air tawar yang tinggal di dasar kolam atau danau ternyata bisa dimanfaatkan untuk “melahap” polutan termasuk logam berat yang tersuspensi dalam perairan. Di samping itu, kemampuan hidupnya yang relatif lebih tahan terhadap polutan dibanding ikan-mampu hidup dalam lumpur yang kering saat musim kemarau-membuat kerang amat tepat dimanfaatkan sebagai pembersih lingkungan. Apalagi, kerang bisa membersihkan polutan logam berat relatif cepat. Penelitian terhadap kemampuan kerang dalam membersihkan logam berat ini telah dilakukan Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor. Metodenya sebagai berikut: lima, sepuluh, lima belas, dan dua puluh ekor kerang yang relatif seragam ukuran dan umurnya masing-masing dimasukkan ke dalam larutan polutan besi (Fe) 10 ppm, tembaga (Cu) 2 ppm, timbal (Pb) 0,5 ppm, dan kadmium (Cd) 0,1 ppm, serta campuran semua logam berat tersebut (Fe, Cu, Pb, dan Cd dengan konsentrasi seperti di atas). Dari keempat hasil penelitian tersebut, terbukti bahwa kerang mampu menurunkan polutan logam berat pada air tawar secara nyata. Pengaruh jumlah kerang tampak tidak berbeda nyata dikarenakan konsentrasi logam berat yang kecil dan jumlah kerang relatif besar. Mengenal kerang putih/kijing taiwan, kerang jenis Anodonta woodiana ini berasal dari Taiwan. Karena itu ia dikenal juga dengan sebutan kerang atau kijing taiwan. Kerang ini masuk ke Indonesia tanpa sengaja. Ia ikut terbawa saat Indonesia mengimpor ikan mola ( Hypophthalmichtys molitrix ) dari Taiwan sekitar akhir 1960-an hingga awal 1970-an. Hewan ini tergolong filter feeder yaitu jenis hewan yang mendapatkan makanan dengan jalan menyaring air yang masuk ke dalam tubuhnya. Volume air yang dapat disaring oleh kerang adalah 2,5 liter per individu dewasa per jam. Makanan yang masuk bersama air tadi digerakkan, diperas, lalu dicerna dengan bantuan cilia (rambut getar) pada tubuhnya. Cilia mampu bergerak 2-20 kali per detik. Makanan kerang dapat berupa zooplankton, fitoplankton, bakteri, flagellata, protozoa, detritus, alga, dan berbagai zat yang tersuspensi dalam perairan tempat tinggalnya. Alat pencernaannya berturut-turut terdiri dari mulut yang tidak berahang atau bergigi, sepasang labial palps yang bercilia, oesofagus, lambung, usus, rektum, dan anus. Selain alat pencernaan, di dalam tubuh kerang terdapat pula hati yang menyelubungi dinding lambung, ginjal, pembuluh darah, dan pembuluh urat saraf. http://anjarlatahzan.wordpress.com/2013/07/03/makalah-bivalvia-sebagai-biofilter-polutan/ http://www.academia.edu/3244744/Bivalvia_moluska http://febrianakurniadisari.wordpress.com/2013/05/16/biologi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar