Minggu, 29 Desember 2013

arthropoda

5. Arthropoda A) Pengertian Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan podos berarti kaki. Jadi Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yangtelah diketahui. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya. Empat dari lima bagian dari spesies hewan adalah Arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hamper 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan. B) Ciri – Ciri Adapun beberapa ciri – ciri dari Arthropoda : a. Semua Arthropoda memiliki perpanjangan tubuh (apendiks) bersendi, termasuk kaki dan antenanya. Dengan adanya sendi dan perpanjangan tubuh, maka arthropoda dapat bergerak lebih bebas dan lentur. b. Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan badan belakang (abdomen). Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala dan dada yang bersatu (cephalothoraks). c. Memiliki 3 lapisan (triploblastik) yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm dengan rongga tubuh. d. Tubuhnya simetri bilateral dan bersegmen-segmen. Pada beberapa spesies, segmen tubuh ada yang menyatu membentuk kepala, dada, dan perut. e. Semua Arthropoda memiliki kepala yang terpisah dengan dada. Namun, udang dan laba-laba memiliki kepala dan dada yang menyatu membentuk sepalotoraks. f. Memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari kitin. g. Memiliki mata majemuk. Mata majemuk (faset) terdiri dari ribuan satuan penyusun mata yang disebut omatidium. Beberapa jenis Arthropoda memiliki mata berlensa tunggal yang disebut oselus yang hanya dapat membedakan keadaan gelap dan terang. h. Alat pengeluaran arthropoda darat berupa buluh malpigi. C) Habitat Habitat dari filum arthropoda ini bisa ditemukan dihampir seluruh tempat seperti di darat, di gurun, di dalam tanah, di perairan laut dan tawar dll. Untuk Crustcean dapat di temukan di air laut dan air tawar seperti rajungan yang hidup di laut dan kepiting yang hidup di darat. D) Klasifikasi Klasifikasi (penggolongan) ArthoprodaBerdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu: 1. Kelas Crustacea (golongan udang). 2. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba). 3. Kelas Myriapoda (golongan luwing). 4. Kelas Insecta (serangga). Hanya disini yang dijelaskan yaitu Crustacea saja. Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut : Struktur Tubuh : • Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). • Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu: 1) pasang antena 2)pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya 3) pasang maksilla 4)pasang maksilliped Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan. Berdasarkan ukuran tubuh nya crustacea dikelompokkan sebagai berikut: 1. Entomostraca (udang tingkat rendah) Hewan ini dikelompok menjadi empat ordo, yaitu: a. Branchiopoda b. Ostracoda c. Copepoda d. Cirripedia 2. Malacostraca Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu: a. Isopoda b. Stomatopoda c. Decopoda 1. Entomostraca ( udang tingkat rendah) Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton. Mereka juga dapat digunakan sebagai pakan ikan, seperti : Daphnia sp. sebagai pakan ikan hias ; Copepoda sebagai pakan ikan laut. Entomostraca dapat dibagi menjadi 4 ordo yaitu Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, dan Cirripedia. 1) Branchiopoda Branchiopoda (kutu air) merupakan kelompok Crustacea kecil yang menjadi salah satu penyusun zooplankton, contohnya seperti Daphnia pulex dan Asellus aquaticus. Mereka memiliki tubuh pucat dan transparan, tetapi tidak mempunyai cephalotorax. Dan hampir semua Branchiopoda hidup di perairan tawar. Keunikan dari ordo ini adalah mereka berkembang biak secara partenogenesis. Daphnia pulex 2) Ostracoda Ostracoda merupakan kelompok Crustacea yang terdapat di air tawar maupun air asin. Ostracoda berperan dalam keseimbangan ekosistem sebagai: herbivora dengan memakan ganggang; karnivora dengan memakan Crustacea kecil dan Annelida; scavenger dengan memakan bangkai dan detritus. Ostracoda memiliki ciri-ciri tubuh yang tidak tampak jelas. Pada tubuhnya, Ostracoda mempunyai 6 sampai 7 apendik yang beruas-ruas, yaitu antena pertama, antena kedua, maksila pertama, maksila kedua, apendik thorax dan caudal furca. Pada bagian anteriornya, Ostracoda memiliki sebuah mata nauplius. Contoh dari Ostracoda antara lain Cypris candida dan Codona suburdana. 3) Copepoda Copepoda merupakan salah satu penyusun zooplankton. Sebagian besar dari Copepoda hidup bebas di perairan, baik di air tawar maupun air laut. Namun 25% dari Copepoda hidup sebagai ektoparasit. Copepoda bersifat filter feeder yaitu memakan fitoplankton. Tubuh Copepoda berbentuk silindris dan pendek seperti halnya Branchiopoda, Copepoda juga memiliki tubuh transparan. Warna merah, ungu, biru dan sebagainya pada Copepoda adalah warna yang ditimbulkan oleh makanan yang dimakan oleh Copepoda. Tubuh Copepoda terdiri dari kepala yang membulat, 6 ruas thorax, dan 3 sampai 5 ruas abdomen. Contoh dari Copepoda adalah Argulus indicus dan Cyclops. Cyclops sp 4) Cirripedia Cirripedia mempunyai bentuk tubuh yang berbeda dari 3 ordo sebelumnya. Tubuh Cirripedia yang terdiri dari kepala dan dada tertutup oleh karapas yang berbentuk cakram. Dan ruas-ruas tubuhnya tidak terlihat jelas. Cirripedia ada yang bersifat parasit dan nonparasit. Mereka yang hidup parasit akan menempel di dasar kapal, perahu, dan tiang-tiang yang tertanam di pantai. Cirripedia termasuk filter feeder dengan memakan mikroplankton. Contoh dari Cirripedia adalah Bernakel dan Sacculina. 2. Malakostraca (udang tingkat tinggi) Kelompok ini merupakan kelompok Crustacea yang berukuran besar dibandingkan dengan kelompok Entomostraca. Hewan ini terdapat di air laut maupun air tawar. Malakostraca dan Entomostraca dapat dibedakan dengan melihat ruas-ruas tubuh yang tampak jelas pada kelompok Malakostraca. Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda, dan Decapoda. 1) Isopoda Isopoda (kutu kayu) merupakan kelompok Malakostraca yang hidup sebagai parasit. Isopoda dikatakan sebagai kutu kayu karena mereka merupakan pengerek lunas perahu-perahu nelayan. Selain sebagai pengerek kayu, Isopoda memakan ganggang, jamur, lumut, dan hewan-hewan yang sudah membusuk. Contoh dari Isopoda adalah Onicus asellus (kutu perahu) dan Limnoria lignorum. Onicus asellus 2) Stomatopoda Stomatopoda (udang belalang) merupakan kelompok Crustacea yang mirip dengan belalang sembah. Mereka mempunyai warna yang mencolok pada tubuhnya. Contoh dari Stomatopoda adalah Squilla empusa. Stomatopoda 3) Decapoda ( kaki sepuluh) Decapoda merupakan kelompok Crustacea yang paling banyak ditemukan spesiesnya. Decapoda meliputi jenis udang dan kepiting. Hewan ini terdapat di air tawar, payau, maupun laut. Decapoda mempunyai morfologi yang tampak jelas. Mereka mempunyai 3 pasang apendik thorax yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5 pasang apendik thorax berikutnya sebagai kaki jalan atau periopod, sehingga Decapoda disebut juga dengan kaki sepuluh. Dibawah ini beberapa contoh Decapoda yaitu: a. Udang • Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau. • Macrobrachium rasenbengi (udang galah), hidup di air tawar dan payau. • Cambarus virilis (udang air tawar). • Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut. • Palaemon carcinus (udang sotong) Palaemon carcinus b. Ketam • Portunus sexdentatus (kepiting) • Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp. • Parathelpusa maculata (yuyu) • Scylla serrata (kepiting) • Birgus latro (ketam kenari) Scylla serrata E) Sistem Pencernaan Crustacea memiliki alat pencernaan yang lengkap. Alat pencernaannya yaitu mulut yang terletak di bagian anterior, esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior Crustacea memiliki cara makan yang beraneka ragam yaitu dengan filter feeder, pemakan bangkai, herbivora, karnivora, dan parasit. Filter feeder dalam menyaring air untuk mendapatkan makanan hal ini menyebabkan mandibel (rahang) dan antenna akan berubah (berevolusi) sesuai dengan fungsinya yaitu mulut untuk menyaring air dan antena untuk melacak makanan dalam air. Pada Crustacea pemakan bangkai, herbivore, dan karnivora memiliki bagian tubuh yang berfungsi untuk mencengkram atau mengambil makanan, misalnya mandibula, maksila, dan maksiliped yang berfungsi untuk memegang, menggigit, dan menggiling makanan. Biasanya Crustacea aktif di malam hari, pada waktu itu mereka meninggalakan tempat persembunyiannya untuk mencari makanan. Jenis yang hidup di perairan dangkal akan menuju terumbu karang, sedangkan yang hidup di perairan agak dalam akan berkeliaran disekitar tempat persenmbunyiannya untuk mencari makan. F) Sistem Saraf Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai. Alat indra terdiri atas mata majemuk, bintik mata, statocyst, proproceptor, alat peraba dan chemoreceptor. Mata majemuk terdapat pada hampir semua spesies dewasa, biasanya terletak pada ujung tangkai yang dapat digerakkan tetapi adakalanya sessil. Crustacea dengan mata majemuk yang berkembang baik mempunyai kemampuan untuk membedakan ukuran dan bentuk tetapi ketajaman penglihatannya kecil dan gambarnya kasar. Bintik mata selalu terletak digaris menengah dan khusus terdapat pada stadium larva nauplius; terdiri atas 3 sampai 4 ocelli berbentuk mangkuk pigmen; berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Bintik mata diperlukan hewan planktonik untuk menentukan lokasi permukaan air, dan bagi hewan peliang untuk menentukan lokasi permukaan substrat. Statocyst hanya terdapat pada beberapa kelompok Malakostraca. Sepasang statocyst biasa terletak pada pangkaal antenul, uropod atau telson. Propioreceptor merupakan alat indra otot, terdapat pada malacostraca terutama decapoda. Tiap organ terdiri atas sejumlah sel otot yang mengalami modifikasi spesial, berperan membantu mengatur kedudukan apendik, semacam indra gerak yang dirangsang oleh peregangan diantara sel otot, kontraksi otot diskitarnya. Alat peraba biasanya membentuk bulu-bulu dan tersebar di berbagai tempat pada permukaan tubuh, terutama apendik. Chemoreceptor merupakn alat indra untuk mendeteksi zat kimia, terdapat pada kedua pasang antena dan apendik mulut . Esthetasc berbentuk bulu-bulu indra yang panjang dan lembut merupakan chemoreseptor yang umum terdapat kebanyakan crustacea. G) Sistem Peredaran Darah Sistem peredaran darah pada Crustacea disebut sistem peredaran darah terbuka (haemocoelic). Hal ini berarti bahwa darah beredar tanpa melalui pembuluh darah, sehingga terjadi kontak langsung antara darah dan jaringan. Sistem peredaran darah ini menyebabkan hilangnya rongga tubuh, karena darah memenuhi celah antar jaringan dan organ tubuh yang disebut homocoel (rongga tubuh yang dipenuhi darah). Rongga tubuhnya hanya pada rongga ekskresi dan organ perkembangbiakan. Letak jantung dari Crustacea biasanya terdapat di bagian dorsal toraks atau di sepanjang badan. Darah keluar dari jantung melalui sebuah aorta anterior, arteri abdomen posterior, beberapa arteri lateral dan sebuah arteri ventral. Beberapa Crustacea tidak mempunyai sistem arteri. Pada kebanyakan Malakostraca terdapat jantung tambahan (accessory heart) atau pompa darah untuk menaikan tekanan darah. H) Sistem Pernapasan Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya. Letak insang pada malacostraca biasanya terbatas pada apendik thorax. Aliran air kearah insang umumnya dihasilkan dari gerakan teratur sejumlah apendik. Oksigen dalam peredaran darah terdapat dalam bentuk larutan sederhana atau terikat pada hemoglobin atau hemocyanin. Hemocyanin hanya trrdapat pada malacostraca.Pigmen pernapasan larut dalam plasma, tetapi adakalanya hemoglobin terdapat dalam otot dan jaringan saraf, bahkan dalam telur beberapa jenis Crustacea. I) Sistem Reproduksi Kebanyakan Crustacea memiliki alat reproduksi yang terpisah (dioceous) atau terdapat individu jantan dan betina, namun pada Crustacea tingkat rendah ada yang bersifat hermaphrodit. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga dan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Namun pada spesies tertentu ada yang belum dapat diketahui perkembangbiakan dan perkelaminannya. Gonad biasanya panjang dan sepasang terletak dibagian dorsal toraks dan atau abdomen. Crustacea bereproduksi dengan mengadakan kopulasi (pembuahan). Pada proses kopulasi tersebut individu jantan biasanya memiliki apendiks yang dapat berfungsi untuk memegang betina. Individu jantan akan meletakan massa spermatoforik di bagian sternum udang betina. Peletakan massa spermatoforik tersebut berlangsung sebelum telur dikeluarkan. Pembuahan terjadi saat telur yang dikeluarkan dari celah genital ditarik ke arah abdomen oleh pasangan kaki kelima betina. Pada waktu telur tertarik ke abdomen, sperma keluar dari massa spermatoforik yang tersobek sehingga terjadi pembuahan. Pembuahan tersebut dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Hal ini tergantung pada sifat dari spermatoforiknya. Jika spermatoforknya bersifat kental, pembuahan terjadi secara eksternal. Sedangkan spermatoforik yang bersifat cair memungkinkan untuk masuk ke dalam oviduct (saluran telur) sehingga terjadi secara internal. Telur yang sudah menetas akan menjadi nauplius yang planktonis. Naulius tersebut mempunyai tiga pasang apendik yaitu antenna pertama, antenna kedua dan mandibula; tubuh belum beruas-ruas; dibagian anterior terdapat mata nauplius. J) Peranan Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut : - Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor) - Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica) - Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori) Sementara yang merugikan manusia anatara lain : - Vaktor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus. - Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk - Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk - Perusak makanan.Contohnya kutu gabah. -Perusak produk berbahan baku alam. Contohnya rayap dan kutu buku. http://dhewhy.wordpress.com/2009/07/24/filum-arthropoda/ http://pintarsains.blogspot.com/2011/09/ciri-ciri-filum-arthropoda-lengkap.html http://musliadiunaya.wordpress.com/2013/01/12/filum-arthropoda/ http://kumala-ayu.blogspot.com/2012/05/phylum-arthropoda.html http://kiyakataksonomihewan.blogspot.com/2012/05/crustacea.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar