pembelajaran tentang perikanan dan ilmu kelautan seluruh yang mencangkup tentang perairan
Minggu, 29 Desember 2013
arthropoda
5. Arthropoda
A) Pengertian
Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan podos berarti kaki. Jadi Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yangtelah diketahui. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya.
Empat dari lima bagian dari spesies hewan adalah Arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hamper 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.
B) Ciri – Ciri
Adapun beberapa ciri – ciri dari Arthropoda :
a. Semua Arthropoda memiliki perpanjangan tubuh (apendiks) bersendi, termasuk kaki dan antenanya. Dengan adanya sendi dan perpanjangan tubuh, maka arthropoda dapat bergerak lebih bebas dan lentur.
b. Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan badan belakang (abdomen). Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala dan dada yang bersatu (cephalothoraks).
c. Memiliki 3 lapisan (triploblastik) yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm dengan rongga tubuh.
d. Tubuhnya simetri bilateral dan bersegmen-segmen. Pada beberapa spesies, segmen tubuh ada yang menyatu membentuk kepala, dada, dan perut.
e. Semua Arthropoda memiliki kepala yang terpisah dengan dada. Namun, udang dan laba-laba memiliki kepala dan dada yang menyatu membentuk sepalotoraks.
f. Memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari kitin.
g. Memiliki mata majemuk. Mata majemuk (faset) terdiri dari ribuan satuan penyusun mata yang disebut omatidium. Beberapa jenis Arthropoda memiliki mata berlensa tunggal yang disebut oselus yang hanya dapat membedakan keadaan gelap dan terang.
h. Alat pengeluaran arthropoda darat berupa buluh malpigi.
C) Habitat
Habitat dari filum arthropoda ini bisa ditemukan dihampir seluruh tempat seperti di darat, di gurun, di dalam tanah, di perairan laut dan tawar dll. Untuk Crustcean dapat di temukan di air laut dan air tawar seperti rajungan yang hidup di laut dan kepiting yang hidup di darat.
D) Klasifikasi
Klasifikasi (penggolongan) ArthoprodaBerdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Kelas Crustacea (golongan udang).
2. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
3. Kelas Myriapoda (golongan luwing).
4. Kelas Insecta (serangga).
Hanya disini yang dijelaskan yaitu Crustacea saja. Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut :
Struktur Tubuh :
• Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut).
• Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit
Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
1) pasang antena
2)pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya
3) pasang maksilla
4)pasang maksilliped
Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
Berdasarkan ukuran tubuh nya crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
1. Entomostraca (udang tingkat rendah)
Hewan ini dikelompok menjadi empat ordo, yaitu:
a. Branchiopoda
b. Ostracoda
c. Copepoda
d. Cirripedia
2. Malacostraca
Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:
a. Isopoda
b. Stomatopoda
c. Decopoda
1. Entomostraca ( udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton. Mereka juga dapat digunakan sebagai pakan ikan, seperti : Daphnia sp. sebagai pakan ikan hias ; Copepoda sebagai pakan ikan laut. Entomostraca dapat dibagi menjadi 4 ordo yaitu Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, dan Cirripedia.
1) Branchiopoda
Branchiopoda (kutu air) merupakan kelompok Crustacea kecil yang menjadi salah satu penyusun zooplankton, contohnya seperti Daphnia pulex dan Asellus aquaticus. Mereka memiliki tubuh pucat dan transparan, tetapi tidak mempunyai cephalotorax. Dan hampir semua Branchiopoda hidup di perairan tawar. Keunikan dari ordo ini adalah mereka berkembang biak secara partenogenesis.
Daphnia pulex
2) Ostracoda
Ostracoda merupakan kelompok Crustacea yang terdapat di air tawar maupun air asin. Ostracoda berperan dalam keseimbangan ekosistem sebagai: herbivora dengan memakan ganggang; karnivora dengan memakan Crustacea kecil dan Annelida; scavenger dengan memakan bangkai dan detritus.
Ostracoda memiliki ciri-ciri tubuh yang tidak tampak jelas. Pada tubuhnya, Ostracoda mempunyai 6 sampai 7 apendik yang beruas-ruas, yaitu antena pertama, antena kedua, maksila pertama, maksila kedua, apendik thorax dan caudal furca. Pada bagian anteriornya, Ostracoda memiliki sebuah mata nauplius. Contoh dari Ostracoda antara lain Cypris candida dan Codona suburdana.
3) Copepoda
Copepoda merupakan salah satu penyusun zooplankton. Sebagian besar dari Copepoda hidup bebas di perairan, baik di air tawar maupun air laut. Namun 25% dari Copepoda hidup sebagai ektoparasit. Copepoda bersifat filter feeder yaitu memakan fitoplankton.
Tubuh Copepoda berbentuk silindris dan pendek seperti halnya Branchiopoda, Copepoda juga memiliki tubuh transparan. Warna merah, ungu, biru dan sebagainya pada Copepoda adalah warna yang ditimbulkan oleh makanan yang dimakan oleh Copepoda. Tubuh Copepoda terdiri dari kepala yang membulat, 6 ruas thorax, dan 3 sampai 5 ruas abdomen. Contoh dari Copepoda adalah Argulus indicus dan Cyclops.
Cyclops sp
4) Cirripedia
Cirripedia mempunyai bentuk tubuh yang berbeda dari 3 ordo sebelumnya. Tubuh Cirripedia yang terdiri dari kepala dan dada tertutup oleh karapas yang berbentuk cakram. Dan ruas-ruas tubuhnya tidak terlihat jelas.
Cirripedia ada yang bersifat parasit dan nonparasit. Mereka yang hidup parasit akan menempel di dasar kapal, perahu, dan tiang-tiang yang tertanam di pantai. Cirripedia termasuk filter feeder dengan memakan mikroplankton. Contoh dari Cirripedia adalah Bernakel dan Sacculina.
2. Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Kelompok ini merupakan kelompok Crustacea yang berukuran besar dibandingkan dengan kelompok Entomostraca. Hewan ini terdapat di air laut maupun air tawar. Malakostraca dan Entomostraca dapat dibedakan dengan melihat ruas-ruas tubuh yang tampak jelas pada kelompok Malakostraca. Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda, dan Decapoda.
1) Isopoda
Isopoda (kutu kayu) merupakan kelompok Malakostraca yang hidup sebagai parasit. Isopoda dikatakan sebagai kutu kayu karena mereka merupakan pengerek lunas perahu-perahu nelayan. Selain sebagai pengerek kayu, Isopoda memakan ganggang, jamur, lumut, dan hewan-hewan yang sudah membusuk. Contoh dari Isopoda adalah Onicus asellus (kutu perahu) dan Limnoria lignorum.
Onicus asellus
2) Stomatopoda
Stomatopoda (udang belalang) merupakan kelompok Crustacea yang mirip dengan belalang sembah. Mereka mempunyai warna yang mencolok pada tubuhnya. Contoh dari Stomatopoda adalah Squilla empusa.
Stomatopoda
3) Decapoda ( kaki sepuluh)
Decapoda merupakan kelompok Crustacea yang paling banyak ditemukan spesiesnya. Decapoda meliputi jenis udang dan kepiting. Hewan ini terdapat di air tawar, payau, maupun laut.
Decapoda mempunyai morfologi yang tampak jelas. Mereka mempunyai 3 pasang apendik thorax yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5 pasang apendik thorax berikutnya sebagai kaki jalan atau periopod, sehingga Decapoda disebut juga dengan kaki sepuluh.
Dibawah ini beberapa contoh Decapoda yaitu:
a. Udang
• Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau.
• Macrobrachium rasenbengi (udang galah), hidup di air tawar dan payau.
• Cambarus virilis (udang air tawar).
• Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut.
• Palaemon carcinus (udang sotong)
Palaemon carcinus
b. Ketam
• Portunus sexdentatus (kepiting)
• Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
• Parathelpusa maculata (yuyu)
• Scylla serrata (kepiting)
• Birgus latro (ketam kenari)
Scylla serrata
E) Sistem Pencernaan
Crustacea memiliki alat pencernaan yang lengkap. Alat pencernaannya yaitu mulut yang terletak di bagian anterior, esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior Crustacea memiliki cara makan yang beraneka ragam yaitu dengan filter feeder, pemakan bangkai, herbivora, karnivora, dan parasit. Filter feeder dalam menyaring air untuk mendapatkan makanan hal ini menyebabkan mandibel (rahang) dan antenna akan berubah (berevolusi) sesuai dengan fungsinya yaitu mulut untuk menyaring air dan antena untuk melacak makanan dalam air. Pada Crustacea pemakan bangkai, herbivore, dan karnivora memiliki bagian tubuh yang berfungsi untuk mencengkram atau mengambil makanan, misalnya mandibula, maksila, dan maksiliped yang berfungsi untuk memegang, menggigit, dan menggiling makanan.
Biasanya Crustacea aktif di malam hari, pada waktu itu mereka meninggalakan tempat persembunyiannya untuk mencari makanan. Jenis yang hidup di perairan dangkal akan menuju terumbu karang, sedangkan yang hidup di perairan agak dalam akan berkeliaran disekitar tempat persenmbunyiannya untuk mencari makan.
F) Sistem Saraf
Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
Alat indra terdiri atas mata majemuk, bintik mata, statocyst, proproceptor, alat peraba dan chemoreceptor. Mata majemuk terdapat pada hampir semua spesies dewasa, biasanya terletak pada ujung tangkai yang dapat digerakkan tetapi adakalanya sessil. Crustacea dengan mata majemuk yang berkembang baik mempunyai kemampuan untuk membedakan ukuran dan bentuk tetapi ketajaman penglihatannya kecil dan gambarnya kasar.
Bintik mata selalu terletak digaris menengah dan khusus terdapat pada stadium larva nauplius; terdiri atas 3 sampai 4 ocelli berbentuk mangkuk pigmen; berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Bintik mata diperlukan hewan planktonik untuk menentukan lokasi permukaan air, dan bagi hewan peliang untuk menentukan lokasi permukaan substrat. Statocyst hanya terdapat pada beberapa kelompok Malakostraca. Sepasang statocyst biasa terletak pada pangkaal antenul, uropod atau telson. Propioreceptor merupakan alat indra otot, terdapat pada malacostraca terutama decapoda. Tiap organ terdiri atas sejumlah sel otot yang mengalami modifikasi spesial, berperan membantu mengatur kedudukan apendik, semacam indra gerak yang dirangsang oleh peregangan diantara sel otot, kontraksi otot diskitarnya. Alat peraba biasanya membentuk bulu-bulu dan tersebar di berbagai tempat pada permukaan tubuh, terutama apendik. Chemoreceptor merupakn alat indra untuk mendeteksi zat kimia, terdapat pada kedua pasang antena dan apendik mulut . Esthetasc berbentuk bulu-bulu indra yang panjang dan lembut merupakan chemoreseptor yang umum terdapat kebanyakan crustacea.
G) Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada Crustacea disebut sistem peredaran darah terbuka (haemocoelic). Hal ini berarti bahwa darah beredar tanpa melalui pembuluh darah, sehingga terjadi kontak langsung antara darah dan jaringan. Sistem peredaran darah ini menyebabkan hilangnya rongga tubuh, karena darah memenuhi celah antar jaringan dan organ tubuh yang disebut homocoel (rongga tubuh yang dipenuhi darah). Rongga tubuhnya hanya pada rongga ekskresi dan organ perkembangbiakan.
Letak jantung dari Crustacea biasanya terdapat di bagian dorsal toraks atau di sepanjang badan. Darah keluar dari jantung melalui sebuah aorta anterior, arteri abdomen posterior, beberapa arteri lateral dan sebuah arteri ventral. Beberapa Crustacea tidak mempunyai sistem arteri. Pada kebanyakan Malakostraca terdapat jantung tambahan (accessory heart) atau pompa darah untuk menaikan tekanan darah.
H) Sistem Pernapasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya. Letak insang pada malacostraca biasanya terbatas pada apendik thorax. Aliran air kearah insang umumnya dihasilkan dari gerakan teratur sejumlah apendik. Oksigen dalam peredaran darah terdapat dalam bentuk larutan sederhana atau terikat pada hemoglobin atau hemocyanin. Hemocyanin hanya trrdapat pada malacostraca.Pigmen pernapasan larut dalam plasma, tetapi adakalanya hemoglobin terdapat dalam otot dan jaringan saraf, bahkan dalam telur beberapa jenis Crustacea.
I) Sistem Reproduksi
Kebanyakan Crustacea memiliki alat reproduksi yang terpisah (dioceous) atau terdapat individu jantan dan betina, namun pada Crustacea tingkat rendah ada yang bersifat hermaphrodit. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga dan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Namun pada spesies tertentu ada yang belum dapat diketahui perkembangbiakan dan perkelaminannya.
Gonad biasanya panjang dan sepasang terletak dibagian dorsal toraks dan atau abdomen. Crustacea bereproduksi dengan mengadakan kopulasi (pembuahan). Pada proses kopulasi tersebut individu jantan biasanya memiliki apendiks yang dapat berfungsi untuk memegang betina. Individu jantan akan meletakan massa spermatoforik di bagian sternum udang betina. Peletakan massa spermatoforik tersebut berlangsung sebelum telur dikeluarkan. Pembuahan terjadi saat telur yang dikeluarkan dari celah genital ditarik ke arah abdomen oleh pasangan kaki kelima betina. Pada waktu telur tertarik ke abdomen, sperma keluar dari massa spermatoforik yang tersobek sehingga terjadi pembuahan.
Pembuahan tersebut dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Hal ini tergantung pada sifat dari spermatoforiknya. Jika spermatoforknya bersifat kental, pembuahan terjadi secara eksternal. Sedangkan spermatoforik yang bersifat cair memungkinkan untuk masuk ke dalam oviduct (saluran telur) sehingga terjadi secara internal.
Telur yang sudah menetas akan menjadi nauplius yang planktonis. Naulius tersebut mempunyai tiga pasang apendik yaitu antenna pertama, antenna kedua dan mandibula; tubuh belum beruas-ruas; dibagian anterior terdapat mata nauplius.
J) Peranan
Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut :
- Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)
- Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica)
- Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori)
Sementara yang merugikan manusia anatara lain :
- Vaktor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
- Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
- Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk
- Perusak makanan.Contohnya kutu gabah.
-Perusak produk berbahan baku alam. Contohnya rayap dan kutu buku.
http://dhewhy.wordpress.com/2009/07/24/filum-arthropoda/
http://pintarsains.blogspot.com/2011/09/ciri-ciri-filum-arthropoda-lengkap.html
http://musliadiunaya.wordpress.com/2013/01/12/filum-arthropoda/
http://kumala-ayu.blogspot.com/2012/05/phylum-arthropoda.html
http://kiyakataksonomihewan.blogspot.com/2012/05/crustacea.html
echinodermata
4. Echinodermata
A) Pengertian
Filum Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut, Teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah.
Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat primitif, Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup Vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva Hemichordata.
Banyak di antara anggotanya yang berperan besar dalam ekosistem laut, terutama ekosistem litoral pantai berbatu, terumbu karang, perairan dangkal, dan palung laut. Spesies bintang laut Pisaster ochraceus misalnya, menjadi predator utama di ekosistem pantai berbatu di pesisir barat Amerika Utara, spesifiknya mengendalikan populasi tiram biru (Mytilus edulis)sehingga spesies yang lain dapat menghuni pantai tersebut dan bivalvia tersebut tidak mendominansi secara berlebihan. Contoh lain adalah Acanthaster planci yang memakan polip karang di perairan Indo-Pasifik. Kendati sering dianggap desktruktif, ada beberapa teori yang mengatakan bahwa A. planci sebenarnya adalah predator yang penting untuk ekosistem terumbu karang, sehingga terjadi rekruitmen karang baru yang menggantikan koloni-koloni tua, juga mengurangi tekanan kompetisi antara satu spesies karang dengan yang lain.
B) Ciri – Ciri
Adapun ciri – ciri dari filum echinodermata ini yaitu :
a) Semua echinodermata hidup di air laut;
b) Tubuhnya berbentuk bilateral simetri, sedangkan setelah dewasa bentuk tubuhnya menjadi radial simetri dan memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau kelipatannya
c) Tidak ada kepala;
d) Tidak bersegmen;
e) Tubuh memiliki banyak kaki tabung yang befungsi untuk bergerak dan menangkap makanan;
f) Tubuh ditutupi oleh epidermis yang di sokong oleh skeleton yang tetap dan spina;
g) Sistem pencernaan sederhana (beberapa di antaranya dilengkapi dengan anus), rongga tubuh bersilia, biasanya luas, di isi dengan/mengandung sel bebas (amoebosit);
h) Respirasi dengan papulae, kaki tabung atau dengan pohon respirasi;
i) Jenis kelamin terpisah, gonat besar, fertilisasi eksternal, telur banyak, larva mikroskopik, bersilia, biasanya berenang bebas, mengalami metamorfosis;
j) Sebagian besar spesies mampu bergerak dengan merangkak dan sangat lambat;
k) Tampilan khusus anggota filum ini seluruhnya memiliki duri. Tepat dibawah kulitnya, duri dan lempeng kapurnya membentuk kerangka;
l) Tubuhnya berkembang dalam bidang lima antimere yang memancar dari sebuah cakram pusat dimana mulutnya berada di tengah;
m) Mereka memiliki sistem peredaran air yang terdiri dari sederet tabung berisi cairan yang dipakai dalam pergerakan;
C) Habitat
Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Habitat umumnya di dasar laut, daerah pantai hingga laut dalam. Hewan ini termasuk hewan benthonic yang bergerak merayap di dasar perairan atau berdiam diri menunggu mangsa. Beberapa jenis banyak terdapat ditempat terbuka atau kurang tersembunyi dan ada pula yang senang bersembunyi di celah-celah karang.
Umumnya hidup soliter tetapi pada kondisi tertentu (sepeti menghindari matahari langsung atau pengeringan berlebih) beberapa individu mengumpul pada tempat tertentu untuk pertahanan diri. Melimpah pada permukaan yang keras, berbatu, berpasir atau didasar yang lunak. Sedangkan spesies yang lain ditemukan berada di dasar laut yang berbatu. Kebanyakan hewan Echinodermata adalah nokturnal yang aktif di malam hari.
D) Klasifikasi
• Kelas Asteroidea
• Kelas Echinoidea
• Kelas Ophiuroidea
• Kelas Crinoidea
• Kelas Holoturoidea
Kelas Asteroidea
Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600 spesies.Asteroidea juga sering disebut bintang laut.Contoh spesies ini adalah Acanthaster sp., Linckia sp., dan Pentaceros sp.Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek.Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria.Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran.Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral.Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu dasar.
Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :
- Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal tubuh.
- Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat
- Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan
- Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar.
Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar.Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti.Asteroidea merupakan hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap lengan, dan fertilisasi terjadi di luar tubuh.
Linckia sp
Kelas Echinoidea
Tubuh hewan ini dipenuhi oleh duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang pendek dan ada pula yang panjang seperti landak.Itulah sebabnya jenis hewan inisering disebut landak laut. Jenishewan ini biasanya hidup disela-sela pasir atau sela-selabebatuan sekitar pantai atau didasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng. Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacammacam makanan laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan oleh otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin terdapat di permukaan atas.
Diadema
Kelas Ophiuroidea
Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (Ophiuroidea brevispinum). Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus, sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir. Ia sangat aktif di malam hari. Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah).
Bintang ular
Kelas Crinoidea
Jenis Echinodermata ini yang hampir menyerupai tumbuhan. Memang sekilas hewan ini mirip tumbuhan bunga. Ia memiliki tangkai dan melekat pada bebatuan, tak beda seperti tumbuhan yang menempel di bebatuan. Ia juga memiliki 5 lengan yang bercabang-cabang lagi mirip bunga lili. Oleh karena itu hewan ini sering disebut lili laut (Metacrinus sp). Ciri lainnya mulut dan anus hewan ini terdapat di permukaan oral dan tidak mempunyai madreporit. Hewan ini sering ditemukan menempel dengan menggunakan cirri (akar) pada bebatuan di dasar laut. Ia juga bisa berenang bebas, sehingga jika lingkungan tidak menguntungkan akan pindah dan menempel pada tempat lain. Jenis lainnya adalah Antedon tenella, dengan tubuhnya kecil-kecil, bentuk piala disebut calyx (kaliks) tanpa tangkai.
Lili laut
Kelas Holoturoidea
Hewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa butirbutir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan. Selain itu pernafasan juga menggunakan paru-paru air.
Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan. Jika makhluk ini diganggu/diberi rangsangan dari luar maka ia akan mengkerut.
teripang
E) Sistem Reproduksi
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri. Perkembangan telur setelah pembuahan.
F) Sistem Pernafasan dan Ekskresi
Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh.
G) Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan.
H) Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-lengannya.
I) Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua, tetapi ujungnya buntu.
J) Sistem Gerak
Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula.
Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung. Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lengan-lengannya.
K) Cara Mendapatkan Makanan
Makanan echinodermata berupa kerang, plankton kecil serta bahan lainnya yang mikroskopis atau organisme yang telah mati. Echinodermata memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna. Saluran pencernaan (tractus digestivus) dimulai dari mulut berbentuk pentagonal (actinostoma) yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudia diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi.
Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua dengan ujung yang buntu. Makanan dibawa oleh lengan atau ditangkap oleh tentakel, kemudian dilewatkan sepanjang alur ambulakral dengan bulu-getar yang bergerak-gerak selanjutnya digiring oleh silia ke dalam mulut.
Beberapa spesies memiliki sebuah tangkai yang tumbuh dari cakram untuk melekatkan hewan pada substrat dasar, akibatnya mulut tetap di atas dan lengan-lengan seperti bulu menciptakan alat seperti jaring untuk menangkap dan mengangkut makanan ke mulut. Ada yang tidak mempunyai tangkai, atau menghilang waktu menjadi dewasa dan dapat menggerakkan lengannya untuk berpindah-pindah.
L) Manfaat
Berikut manfaat hewan ini bagi manusia dan ekosistem laut yaitu :
Telur landak laut (Arbacia punctulata) yang banyak dikonsumsi di jepang;
Keripik dari timun laut yang banyak dijual di Sidoarjo, Jawa timur;
Mentimun laut setelah dikeringkan dijadikan bahan sup atau dibuat kerupuk;
Telur bulu babi dapat dimakan;
Bahan penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal. Para ilmuwan biologi sering menggunakan gamet dan embrio landak laut;
Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat adanya hewan-hewan Echinodermata yaitu:
Dianggap merugikan oleh pembudidaya tiram mutiara dan kerang laut karena bintang Echinodermata merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut;
Bulu babi dan landak laut bisa sangat merugikan bagi para turis yang ingin menikmati olahraga air, karena duri bulu babi dan landak laut yang beracun bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat;
Juga ada diantara jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga banyak yang mati; dsb
http://auliafirda01.blogspot.com/2012/12/echinodermata-filum-echinodermata-dari.html
http://gurungeblog.com/2008/11/12/mengenal-seluk-beluk-phylum-echinodermata/
http://echinodersexpilo.tumblr.com/
http://biologiins.blogspot.com/2012/11/makalah-echinodermata.html
http://widyarnes.blogspot.com/2011/07/echinodermata.html
bivalvia
3. Bivalvia
A) Pengertian
Bivalvia adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua kerang - kerangan: memiliki sepasang cangkang (nama “bivalvia” berarti duacangkang). Nama lainnya adalah Lamellibranchia, Pelecypoda, atau bivalva. Ke dalam kelompok ini termasuk berbagai kerang, kupang, remis, kijing, lokan, simping, tiram, serta kima, meskipun variasi di dalam bivalvia sebenarnya sangat luas.
Bivalvia mempunyai dua keping atau belahan yaitu belahan sebelahkanan dan kiri yang disatukan oleh suatu engsel bersifat elastis disebut ligamen dan mempunyai satu atau dua otot adductor dalam cangkangnya yang berfungsi untuk membuka dan menutup kedua belahan cangkang tersebut. Untuk membedakan belahan kanan dan balahan kiri cangkang terkadang mengalami kesulitan, hal ini biasa terjadi pada bivalvia yang hidup menempel pada benda keras misalnya pada karang, karena pertumbuhan bivalvia ini mengikuti bentuk dari permukaan karang tersebut sehingga bentuknya tidak wajar. Bivalvia tidak memiliki kepala, mata serta radula di dalam tubuhnya, tubuh bivalvia hanya terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu kaki, mantel,dan organ dalam. Kaki dapat ditonjolkan antara dua cangkang tertutup, bergerak memanjang dan memendek berfungsi untuk bergerak dan merayap.
B) Ciri – Ciri
C) Habitat
Menurut Kastoro (1988) ditinjau dari cara hidupnya, jenis-jenis bivalvia mempunyai habitat yang berlainan walaupun mereka termasuk dalam satu suku dan hidup dalam satu ekosistem. Bivalvia pada umumnya hidup membenamkan dirinya dalam pasir atau pasir berlumpur dan beberapa jenis diantaranya ada yang menempel pada benda-benda keras dengan semacam serabut yang dinamakan byssal threads. Demikian pula Nontji(1987), bivalvia hidup menetap di dasar laut dengan cara membenamkan diridi dalam pasir atau lumpur bahkan pada karang-karang batu. Akan tetapi pada beberapa spesies bivalvia seperti Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegahkehilangan air (Nybakken, 1992).
Menurut Odum (1988), dalam Samingan dan Srigondo (1993) bahwa binatang infauna seringkali memberikan reaksi yang mencolok terhadap ukuran butir atau tekstur dasar laut, sehingga habitat Molusca dari berbagail ereng pasir lumpur akan berbeda. Menurut Kastoro (1988) ditinjau dari cara hidupnya, jenis-jenis pelecypoda mempunyai habitat yang berlainanwalaupun mereka termasuk dalam satu suku dan hidup dalam satu ekosistem.
Nontji (1993), menyatakan bahwa “pelecypoda hidup menetap didasar laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur adapula yang menempel di pohon bahkan pada karang-karang batu”. Pada beberapa spesies pelecypoda seperti Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegah kehilangan air (Nybakken, 1992).
D) Klasifikasi
Kelas Bivalvia termasuk salah satu kelas dari phylum Molusca yangmemiliki empat ordo yaitu Protobranchia, Taxodonata, Dysodonta dan Pseudolamellibranchia. Kebanyakan hidup di laut terutama di daerah littoral, beberapa di daerah pasang surut dan air tawar. Beberapa jenis laut hidup sampai kedalaman 5000 m (Swit, 1993). Suwignyo (1998) membagi Bivalvia dalam 3 sub kelas diantaranya :
1. Sub kelas Protobranchia
Umumnya primitif; filamen insang pendek dan tidak melipat; permukaan kaki datar dan menghadap ke ventral; otot aduktor 2 buah. Contoh : Yoldia dan Nucula.
Yoldia
2. Sub kelas Lamellibranchia
Filamen insang memanjang dan melipat, seperti huruf W; antara filament dihubungkan oleh cilia (filabranchia) atau jaringan (eulamellibranchia). Contoh : Mytillus dan Pinctada.
Mytillus
3. Sub kelas Septibranchia.
Insang termodifikasi menjadi sekat antara rongga inhalant rongga suprabranchia, yang berfungsi seperti pompa. Umumnya hidup di lautdalam seperti : Cuspidularia dan Poromya.
E) Sistem Reproduksi
Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenisada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadikista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
F) Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, ususdan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom dll. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
G) Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi terdiri atas jantung, aorta anterior dan aorta dorsal. Jantung terletak di bagian dorsal di dalam perikard dan terdiri atas dua aurikel dan ventrikel. Dari ventrikel muncul dua aorta, yakni aorta anterior yang memasok darah ke kaki, lambung dan mantel; serta aorta posterior yang memasok darah ke rectum dan mantel.
H) Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi berua ginjal yang terletak di bawah perikard. Ginjal berfungsi membuang limbah dari darah dan dari cairan perikard.
I) Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas tiga ppasang ganglion, yakni ganglion cerebral di sisi esophagus, ganglion pedal pada kaki dan ganglion visceral di bawah otot adductor posterior. Masing-masing pasangan ganglion dihubungkan oleh saraf penghubung. Pada setiap ganglion dilepaskan saraf ke organ dan juga terdapat kommisur serebropedal dan serebroviceral.
J) Cara Mendapatkan Makanan
Makanan berupa organisme atau zat-zat terlarut yang berada dalam air. Makanan diperoleh melalui tabung sifon dengan cara memasukkan air ke dalam sifon dan menyaring zat-zat terlarut. Air dikeluarkan kembali melalui saluran lainnya. Makin dalam kerang membenamkan diri makin panjang tabung sifonnya.
K) Peranan
Selama ini orang mengenal kerang air tawar ( Anodonta woodiana ) atau kijing taiwan sebagai makanan dan bahan baku kerajinan. Sebagai makanan, kerang merupakan sumber protein. Namun seperti yang sudah banyak dibahas di media massa, manusia perlu berhati-hati sebelum menyantap kerang. Kerang air tawar baru layak santap bila kondisi lingkungan ia tinggal relatif bersih dari pencemaran. Bila lingkungan perairan di mana ia tinggal tercemar, bisa-bisa bukan protein yang didapat melainkan racun yang bisa mematikan.
Akumulasi logam berat pada tubuh manusia akan menimbulkan berbagai dampak yang membahayakan kesehatan. Di antaranya adalah kerapuhan tulang, rusaknya kelenjar reproduksi, kanker, kerusakan otak, dan keracunan akut pada sistem saraf pusat. Perairan yang tercemar logam berat tidak saja terjadi di Surabaya. Muara sungai ( daerah estuari ) besar di Jawa Tengah sarat dengan logam berat, seperti kromium, kadmium, timbal, mangan, seng, besi, dan fenol.
Nilai ekologis kerang justru karena sering menyerap logam berat di perairan, kerang sebenarnya memiliki nilai ekologis yang luar biasa. Kerang air tawar yang tinggal di dasar kolam atau danau ternyata bisa dimanfaatkan untuk “melahap” polutan termasuk logam berat yang tersuspensi dalam perairan. Di samping itu, kemampuan hidupnya yang relatif lebih tahan terhadap polutan dibanding ikan-mampu hidup dalam lumpur yang kering saat musim kemarau-membuat kerang amat tepat dimanfaatkan sebagai pembersih lingkungan. Apalagi, kerang bisa membersihkan polutan logam berat relatif cepat. Penelitian terhadap kemampuan kerang dalam membersihkan logam berat ini telah dilakukan Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor. Metodenya sebagai berikut: lima, sepuluh, lima belas, dan dua puluh ekor kerang yang relatif seragam ukuran dan umurnya masing-masing dimasukkan ke dalam larutan polutan besi (Fe) 10 ppm, tembaga (Cu) 2 ppm, timbal (Pb) 0,5 ppm, dan kadmium (Cd) 0,1 ppm, serta campuran semua logam berat tersebut (Fe, Cu, Pb, dan Cd dengan konsentrasi seperti di atas). Dari keempat hasil penelitian tersebut, terbukti bahwa kerang mampu menurunkan polutan logam berat pada air tawar secara nyata. Pengaruh jumlah kerang tampak tidak berbeda nyata dikarenakan konsentrasi logam berat yang kecil dan jumlah kerang relatif besar.
Mengenal kerang putih/kijing taiwan, kerang jenis Anodonta woodiana ini berasal dari Taiwan. Karena itu ia dikenal juga dengan sebutan kerang atau kijing taiwan. Kerang ini masuk ke Indonesia tanpa sengaja. Ia ikut terbawa saat Indonesia mengimpor ikan mola ( Hypophthalmichtys molitrix ) dari Taiwan sekitar akhir 1960-an hingga awal 1970-an. Hewan ini tergolong filter feeder yaitu jenis hewan yang mendapatkan makanan dengan jalan menyaring air yang masuk ke dalam tubuhnya. Volume air yang dapat disaring oleh kerang adalah 2,5 liter per individu dewasa per jam. Makanan yang masuk bersama air tadi digerakkan, diperas, lalu dicerna dengan bantuan cilia (rambut getar) pada tubuhnya. Cilia mampu bergerak 2-20 kali per detik. Makanan kerang dapat berupa zooplankton, fitoplankton, bakteri, flagellata, protozoa, detritus, alga, dan berbagai zat yang tersuspensi dalam perairan tempat tinggalnya. Alat pencernaannya berturut-turut terdiri dari mulut yang tidak berahang atau bergigi, sepasang labial palps yang bercilia, oesofagus, lambung, usus, rektum, dan anus. Selain alat pencernaan, di dalam tubuh kerang terdapat pula hati yang menyelubungi dinding lambung, ginjal, pembuluh darah, dan pembuluh urat saraf.
http://anjarlatahzan.wordpress.com/2013/07/03/makalah-bivalvia-sebagai-biofilter-polutan/
http://www.academia.edu/3244744/Bivalvia_moluska
http://febrianakurniadisari.wordpress.com/2013/05/16/biologi/
gastropoda
2. Gastropoda
A) Pengertian
Gastropoda berasal dari gaster artinya perut, dan podos artinya kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini disebut kaki. Gastropoda merupakan salah satu kelas dari filum moluska. Gastropoda merupakan kelas yang sangat beragam dan melimpah dalam filum Mollusca. 60.000 sampai 80.000 jenis dalam kelas Gastropoda yang hidup di bumi. Dalam kelompok ini termasuk siput, keong, abalone, conches, periwinkles, whelks. Hewan ini tersebar di seluruh permukaan bumi, baik di darat, di air tawar, maupun di air laut. Pada umumnya, hewan ini bersifat herbifor, sering memakan sayuran budidaya sehingga merugikan manusia. Namun, akhir-akhir ini beberapa gastropoda telah dicobakan menjadi bahan makanan, karena kandungan proteinnya tinggi, misalnya bekicot (achatina fulica) dan beberapa jenis siput.
Tubuhnya lunak, berlendir, dan bermantel, biasanya dilindungi oleh cangkang zat kapur. Selain melindungi tubuh, cangkang ini juga berfungsi untuk melindungi organ yang ada di dalam isi perut. Cangkang yang melindungi merupakan rangka skeleton yang disebut Body Case sehingga aman dilingkungan.
B) Ciri – Ciri
Ciri-ciri Gastropoda :
a. Gastropoda artinya hewan ang menggunakan perutnya sebagai kaki atau alat geraknya.
b. Gastropoda memiliki jumlah spesies yang paling besar.
c. Hewan ini memiliki lidah parut dan zat tanduk untuk menghancurkan makanannya
d. Cangkoknya berbentuk kerucut terpilin.
e. Pada waktu larva tubuhnya berbentuk simetris bilateral tetapi dalam perkembangannya mengalami pembengkokan sehingga membentuk lingkaran.
f. Pada waktu dewasa, anusnya berada di sebelah atas mulutnya.
g. Larvanya bernafas dengan insang dan pada waktu dewasa bernafas dengan paru-paru.
h. Sifatnya hemafrodit.
C) Habitat
Gastropoda umumnya hidup di air laut, diperairan dangkal dan perairan dalam. Ada yang hidup di atas tanah yang berlumpur dan tergenang air, ada pula yang menempel pada akar atau batang, dan memanjat seperti pada Littoria, Cassidula, Cerithiidae, dan lain – lainnya.
Conus lebih banyak variasinya, ada yang menempel di atas terumbu karang di bawah karang, ada yang di atas pasir ataupun membenamkan diri di dalam pasir. Murex ada yang di atas terumbu karang, dibalik karang atau di atas pasir.
D) Klasifikasi
Gastropoda memiliki beberapa sub kelas diantaranya :
a. Prosabranchia
Memiliki dua buah insang yang terletak di anterior, sistem saraf terpilin membentuk angka delapan, tentakel berjumlah dua buah. Cangkang umumnya tertutup oleh operkulum. Contohnya : Trochus sp.
b. Ophistobranchia
Kelompok gastropoda ini memiliki dua buah insang yang terletak di posterior, nefridia berjumlah satu buah, jantung satu ruang dan organ reproduksi berumah satu. Kebanyakan hidup di laut. Contoh : Aplysia sp.
c. Pulmonata
Bernafas dengan paru – paru, cangkang berbentuk spiral, kepala dilengkapi dengan satu atau dua pasang tentakel, sepasang diantaranya mempunyai mata. Rongga mentel terletak di interior, organ reproduksi hermaprodit atau berumah satu. Contoh : Achatina.
E) Sistem Reproduksi
Setiap individu Gastropoda mempunyai alat kelamin jantan dan betina (Hermaprodit). Gastropoda yang melangsungkan perkawinannya dengan cara sel telur setelah dibuahi oleh sperma akan terjadi zigot dan menjadi telur. Telur ini akan dikeluarkan dari saluran telur satu persatu dari saluran telur siput betina. Gastropoda yang hidup di laut mengamankan telur-telurnya dengan meletakkan di dalam selaput agar-agar. Bentuk selaput perlindungan ini bermacam-macam banyak diantaranya yang berbentuk kapsul dan setiap kapsul dapat berisi satu sampai ratusan telur didalamnya. Ada induk yang menjaga tetlurnya tetapi ada pula yang meninggalkan telurnya.
F) Sistem Ekskresi
Menggunakan sebuah ginjal, mengeluarkan zat-zat sisa dari rongga Pericardial yang mengelilingi jantung dan membuangnya ke dalam rongga mantel.
G) Sistem Respirasi dan Peredaran Darah
Pada gastropoda darat, pernafasan menggunakan sebuah paru-paru yang disebut “Pulmonate”, pada Gastropoda yang hidup di air tempat pulmonate itu ditempati oleh insang, paru-paru merupakan anyaman pembuluh darah pada dinding luar. Udara masuk dan keluar melalui porus respiratorius. Darah yang berasal dari tubuh mengalami aerasi di dalam paru-paru dan kemudian dipompakan oleh jantung melalui arteri ke arah kepala, kaki dan viscera (alat-alat dalam).
H) Sistem Saraf
Sistem saraf ganglion secara rapat berpasangan dengan saraf serebral (dorsal dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf jerohan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut ke seluruh sistem organ.
I) Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan mulai dari mulut terus ke faring yang berotot. Pada bagian dorsal faring terdapat sebuah rahang dan di bagian ventral terdapat radula. Dari faring terus ke esophagus, kemudian ke tembolok tipis (crop), lambung, usus halus yang berkelok-kelok dan berakhir di anus. Disebelah kanan dan kiri tembolok tipis terdapat kelenjar ludah yang menuangkan ludah ke dalam faring.
http://imandos.blogspot.com/2012/02/gastropoda-mollusca-bekicot.html
http://caves.or.id/arsip/glossary/gastropoda
http://id.shvoong.com/exact-sciences/2007812-kelas-gastropoda/
http://biologipedia.blogspot.com/2010/09/gastropoda.html
http://newsfisheries.blogspot.com/2007/08/gastropoda.html
http://catatansimon.blogspot.com/2011/04/filum-mollusca.html
cnidaria
KAJIAN PUSTAKA
1. Cnidaria
A) Pengertian
Dari sudut etimologi, kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "jarum penyengat". Filum yang terdiri atas sekitar 9.000 spesies hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Cnidaria juga disebut Coelenterata karena mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuh. Coelenterata berasal dari kata coilos (berongga) dan enteron (usus). Jadi, semua hewan yang termasuk filum ini mempunyai rongga usus (gastrovaskuler) yang berfungsi untuk pencernaan. Coelentarata merupakan golongan hewan diploblastik, karena tubuhnya secara essensial hanya tersusun atas dua lapisan sel, yaitu ektodermis (epidermis) dan gastrodermis (endodermis). Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan non seluler disebut mesoglea, dan pada lapisan ini tersebar sel-sel saraf. Pada lapisan ektodermis terdapat sel knidoblast. Di dalam knidoblast terdapat nematokist (paling banyak pada tentakel) yaitu alat yang berfungsi untuk melumpuhkan dan mempertahankan diri dari musuhnya, disebut juga alat penyengat.
Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: medusa yang berenang dan polip yang sesil, keduanya simetris radial dengan mulut dikelilingi oleh tentakel berknidosit.
1. Fase Polip
Daur hidup Cnidaria mengalami fase polip dan fase medusa. Pada fase polip hidupnya menempel di batuan perairan. Terlihat pada Gambar 2(a) bentuknya seperti silinder dengan ujung yang satu terdapat mulut yang dikelilingi tentakel dan ujung lain buntu untuk melekatkan diri. Polip ini umumnya hidup secara soliter atau menyendiri, tetapi ada pula yang membentuk koloni, karena dia melekat jadi tidak dapat bergerak bebas. Polip yang membentuk koloni mempunyai beberapa macam bentuk menurut fungsinya, yaitu polip untuk makan yang disebut gastozoid. Polip yang digunakan untuk pembiakan dengan menghasilkan medusa disebut gonozoid dan polip untuk pertahanan. Koloni dari beberapa bentuk polip disebut polimorfisme.
2. Fase Medusa
Pada fase medusa, Cnidaria hidup melayang-layang di perairan. Bentuk tubuhnya tampak seperti payung/lonceng dengan tantakel pada bagian tepi yang melingkar, tampak transparan, dan berenang bebas. Di bagian tengah permukaan bawahnya terdapat mulut. Bentuk tubuh lainnya seperti bunga mawar dan mendapat julukan “mawar laut”. Fungsi dari medusa adalah untuk berkembang biak secara seksual, jadi pada fase medusa ini akan menghasilkan sperma dan ovum. Tidak semua Cnidaria mempunyai bentuk polip dan medusa, ada yang hanya mempunyai bentuk polip saja.
Gambar 2: (a) Bentuk polip (b) Medusa
B) Ciri – Ciri
Ciri-ciri umum dari hewan ini adalah:
1. Bentuk tubuh biasanya simetri radial.
2. Tubuh bersel banyak dan bentuknya simetris radial.
3. Tidak memiliki kepala, pangkal tubuh berbentuk cakram, lubang mulut dikelilingi tentakel.
4. Coelenterata belum memiliki alat peredaran darah, pernafasan dan ekskresi
5. Sifat jenisnya hermaprodit.
6. Bentuk Tubuh Coelentarat.
7. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus.
8. Tubuh tidak bersegmen, diploblastik.
9. Rongga tubuh berfungsi sebagai alat pernafasan.
10. Rangka disusun oleh zat kapur atau zat tanduk.
11. Habitat umumnya dilaut, tetapi ada juga yang di air tawar.
12. Hampir semua coelenterata hidup di laut, tetapi beberapa diantaranya hidup di air tawar. Ada beberapa hidup bebas, tetapi beberapa terikat pada suatu obyek.
13. Mempunyai 2 bentuk stadium / fase hidup yaitu polip dan medusa.
C) Habitat
Habitat dari cnidaria kebanyakan adalah di laut hampir seluruhnya hidup di laut hanya sekitar 14 spesies yang hidup di air tawar. Biasanya hidup di perairan dangkal, dan melekat pada substrat ataupun berenang bebas.
D) Klasifikasi
Para ahli taksonomi membagi Cnidaria menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Bagaimana ciri-ciri dari ketiga kelas tersebut?
Gambar 3: Beberapa hewan Cnidaria
1. Hydrozoa
Kebanyakan hidup di laut dan berkoloni (berkelompok), kadang-kadang hidup soliter (terpisah), dan ada yang hidup di air tawar. Siklus hidup meliputi 2 bentuk, yaitu polip dan medusa. Rongga gastrovaskuler tidak dilengkapi dengan stomedium. Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip, sedangkan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis membentuk medusa. Contoh Hydra sp., Physalia pelagica, dan Obellia.
a. Hydra
Berdasarkan pengamatan dapat kita lihat bentuk Hydra seperti kantung, berongga, dan tidak bersekat. Hidupnya secara soliter di air tawar. Makanannya berupa hewan-hewan kecil misalnya jentik nyamuk, udang, kerang. Hydra bereproduksi secara aseksual dan seksual. Agar lebih jelas, lihatlah Gambar 4!
Gambar 4: Hydra dengan alat perkembangbiakannya
b. Obelia
Obelia merupakan jenis Cnidaria yang hidup di air laut dan hidup secara berkoloni. Tubuhnya mempunyai rangka luar yang mengandung kitin. Hidupnya sebagai koloni polip, yaitu polip hidrant yang berfungsi untuk makan dan polip gonangium yang berfungsi membentuk medusa dan dapat menghasilkan alat reproduksi. Agar lebih jelas, amati daur hidupnya pada Gambar 5!
Gambar 5: Daur hidup Obelia
c. Physalia
Physalia mempunyai bagian tubuh sebagai pelampung, hidupnya sebagai koloni polip yaitu ada polip untuk makan (gastrozoid), polip untuk reproduksi (gonazoid) dan polip untuk menangkap mangsa (daktilozid).
Gambar 6: Siklus hidup ubur-ubur
2. Schyphozoa
Scypozoa dikenal sebagai true medusa atau Jellyfish. Fase polip mereduksi, sedangkan fase medusa dominan dan berukuarn besar, terapaung atau melekat pada suatu objek. Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Umbrella pada tepinya ada incisura dan umumnya bagian tepi terbagi menjadi 8 lobi. Pada tiap incisura ada alat indera yang disebut tentaculosyt atau rhopalia.
Contoh hewan kelas ini adalah Aurellia aurita, berupa medusa berukuran garis tengah 7 – 10 mm, dengan pinggiran berlekuk-lekuk 8 buah. Hewan ini banyak terdapat di sepanjang pantai.
Seperti Obelia, Aurellia juga mengalami pergiliran keturunan seksual dan aseksual. Aurellia memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina.
Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel, silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut skifistoma. Skifistoma kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga Aurellia tampak seperti tumpukan piring dan disebut strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi medusa muda disebut Efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa.
3. Anthozoa
Anthozoa berasal darikata Anthos = bunga, zoon = binatang. Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga. Hidup di laut, soliter atau berkoloni. Anggota kelas ini merupakan polip yang menetap dengan melekatkan diri pada substrat yang terdapat di dasar laut. Fase medusanya mereduksi. Bila dibandingkan, polip Anthozoa berbeda dengan polip pada Hydrozoa. Kelas Anthozoa meliputi Mawar Laut (Anemon Laut) dan Koral (Karang).
Contoh: Fungia sp. (kerang cendawan), Favites sp., Acropora sp., Tubipora musica, Galaxea sp., Atipathes sp. (akar bahar), Gorgonia sp.
Gambar 7: Anthozoa
E) Sistem Reproduksi
1. Aseksual (vegetatif)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni.
2. Seksual (generatif)
Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.
F) Sistem Respirasi dan Ekskresi
• Tidak ada anggota dari filum Cnidaria memiliki organ pernapasan seperti paru-paru atau insang. Sebenarnya, Cnidaria tidak membutuhkan sistem pernapasan.
• Hal ini karena, setiap sel tubuh mereka selalu langsung bersentuhan dengan air tawar yang mengalir. Jadi, setiap saat, oksigen segar dan karbon dioksida basi dapat dengan mudah menyebar ke dalam dan dari tubuh organisme itu.
• Demikian pula, Cnidaria tidak perlu sistem ekskretoris baik. Setiap jenis limbah atau bahan basi dieliminasi dari tubuh mereka melalui kulit dengan difusi.
• Respirasi dan pertukaran gas dalam Cnidaria berlangsung selama seluruh permukaan tubuh mereka. Lapisan epitel pada organisme menyerap oksigen dan melepaskan karbon dioksida ke-air sekitarnya. Pertukaran ini terjadi baik melalui rongga gastrovascular atau difusi melalui kulit tersebut.
Difusi adalah proses di mana ada gerakan dari suatu zat dari daerah konsentrasi tinggi bahwa zat ke daerah konsentrasi rendah, sampai keadaan kesetimbangan dicapai.
G) Sistem Saraf
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur – ubur dan anemon laut pada mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel - sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel lainnya lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah merupakan sistem sinaps tapi tidak mempunyai ciri – ciri sinaps.
H) Cara Mendapatkan Makan
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-pertikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut.
Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endoderma menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus.
I) Peranan dan Manfaat Cnidaria
Banyak sekali manfaat Cnidaria ini dalam kehidupan. Ubur-ubur sering dimanfaatkan oleh orang Jepang untuk bahan makanan dan sebagai bahan kosmetik. Beberapa jenis hewan Anthozoa dapat membentuk karang yang bentuknya bervariasi dan sangat indah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai objek yang berkaitan dengan pariwisata. Ada juga jenis Anthozoa yang membentuk rangka dari zat tanduk yang sering dikenal sebagai akar bahar (Euplexaura antipathes) yang kerangkanya dapat digunakan sebagai gelang. Kita seharusnya bersyukur sebab di negara kita Indonesia, banyak sekali keindahan alam yang dapat dijadikan objek wisata sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian penduduk di sekitar tempat wisata itu. Selain itu, bangsa kita menjadi lebih terkenal, misalnya dengan adanya Taman Laut Bunaken di Menado, Pasir Putih di Jawa Timur, dan Taman Laut di Bali.
http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria
http://saifulfuadi.wordpress.com/2012/04/24/cnidaria/
http://mftepundu.blogspot.com/2011/02/filum-cnidaria-dan-ctenophora.html
http://intanviona.wordpress.com/2011/10/26/bab-8-hewan-porifera-ctenophora-cnidaria/
http://blog.uad.ac.id/ditades/category/coelenterata-cnidaria/
http://www.biologi-sel.com/2013/06/karakteristik-cnidaria.html
http://sukasukadolilubis.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Langganan:
Postingan (Atom)